Teks Eksemplum (Bagian kedua)

 

Assalamualaikum Wr.Wb

Pada pembelajaran kali ini kita akan membahas struktur kebahasaan teks eksemplum/cerita inspirasi. Teks eksemplum memiliki unsur kebahasaan yang dapat membedakannya dengan jenis teks lain. Unsur kebahasaan itu meliputi a) kata keterangan tempat, waktu , tujuan, dan cara; b) kata hubung intrakalimat dan antarkalimat; dan c) kalimat majemuk setara dan bertingkat. Mari kita bahas bersama-sama ya.

A.    Kata Keterangan Tempat, Waktu, Tujuan, dan Cara

Unsur kebahasaan yang menonjol dalam teks eksemplum adalah penggunaan kata keterangan tempat, waktu, tujuan, dan cara. Tujuan penggunaan kata keterangan itu tidak hanya untuk menghidupkan suasana dalam penceritaan, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa cerita di dalam teks eksemplum terjadi secara berurutan.

·         Keterangan cara

Kata keterangan ini menambahkan keterangan cara pada kegiatan atau peristiwa yang terjadi. Misalnya: dengan, dan secara

Contohnya: Putri Tangguk jatuh miskin akibat kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.

·         Keterangan tempat

Kata keterangan ini menambahkan keterangan tempat terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan. Misalnya: di, ke, dari.

Contoh: Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang perempuan tua yang mempunyai huma.

·         Keterangan waktu

Kata keterangan ini menambahkan keterangan waktu kapan terjadinya suatu peristiwa atau kegiayan. Misalnya: pada, kemarin, besok, lusa, dan lain-lain.

Contoh: Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang tentang masa depan keluarganya.

·         Keterangan tujuan

Kata keterangan ini menambahkaninformasi tujuan pada kalimat. Misalnya: untuk, supaya, dan, agar.

Contoh: Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi.

 

B.     Kata Hubung Intrakalimat dan Antarkalimat

·         Konjungsi intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa, dan frasa dengan frasa. Konjungsi yang sering digunakan contohnya dan, serta, tetapi, maupun, tidak hanya, tetapi juga, setelah, agar, sehingga.

·         Konjungsi antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan antar kalimat satu dengan kalimat yang lain. Sehingga konjungsi ini akan selalu dimulai dengan kalimat baru. Konjungsi yang sering digunakan biarpun demikian, begitu, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, lagipula, sebaliknya, bahwasannya, malahan, bahkan, akan tetapi, oleh karena itu, oleh sebab.

Kalimat ini memiliki dua klausa yang sifatnya sederajat yang digabungkan melalui konjungsi. Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif sehingga masing-masing dapat berdiri menjadi kalimat sendiri apabila konjungsinya dilepaskan. Konjungsi yang biasa menggabungkan dua atau lebih klausa pada kalimat ini di antaranya dan, sementara, dan lalu.

 

C.    Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih. Setiap kalimat selalu memiliki klausa yang merupakan paduan antara satu subjek dan predikat, serta bisa ditambahi objek, pelengkap, maupun keterangan. Jadi, kalimat ini merupakan sebuah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat majemuk yang sering digunakan dalam teks cerita inspirasi adalah kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

·         Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang sifatnya sederajat yang digabungkan melalui konjungsi. Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif sehingga masing-masing dapat berdiri menjadi kalimat sendiri apabila konjungsinya dilepaskan. Konjungsi yang biasa menggabungkan dua atau lebih klausa pada kalimat ini diantaranya dan, sementara, lalu.

·         Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Karena ketidaksejajaran tersebut, salah satu klausa tidak dapat berdiri sendiri. Bagian klausa inilah yang akan menjadi anak kalimat dalam kalimat tersebut. Sementara itu, klausa yang mampu berdiri sendiri kalaupun dipisahkan dari kalimat majemuk tersebut disebut sebagai induk kalimat. Kedua bagian kalimatnya biasanya dihubungkan dengan konjungsi, seperti ketika, walaupun, sebab, karena, dan meskipun

 

Postingan populer dari blog ini

Teks Fantasi

Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi