LKPD Teks Fantasi 1
Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks
narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar
Indikator
Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur,
dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks yang
dibaca/didengar.
KEKUATAN EKOR BIRU NATAGA
oleh Ugi Agustono
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari
itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik
yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan
di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo
akan terukir di hati seluruh binatang.. Mereka akan berjuang hingga titik darah
penghabisan untuk membela tanah air tercinta.
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat
bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut. Jumlah pasukan cukup
banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik.
Pasukan siluman serigala mulai
menginjak Pulau Tana Modo, susulmenyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar
dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan
kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan.
Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang
menunggu aba-aba dari Nataga.
“Serbuuuu …!” teriak Nataga sambung-menyambung dengan
seluruh panglima.
Pasukan terdepan dari binatang-binatang
hutan segera mengepung para serigala dengan lemparan bola api. Pasukan serigala
sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh di pihak serigala
karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala
langsung mengatur kembali anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka
tertawa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum
mengenai tubuh mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka,mereka meniup bola api
yang terbang menuju arah mereka.
“Hai ....! Tak ada gunanya kalian
melempar bola api kepada kami!”
Seru serigala dengan sorot mata merah
penuh amarah. Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah
dua kali lipat bahkan lebih dari pasukan binatang, mulai bergerak maju, seolah
hendak menelan binatang-binatang yang mengepung. Binatang-binatang yang pantang
menyerah juga tidak takut dengan gertakan para serigala.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!”
bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata
Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam, Nataga segera memberi aba-aba
berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang
seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya. Mendadak,
ekor Nataga mengeluarkan api besar.Nataga mengibaskan api pada ekornya yang
keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para
tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas.
Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si
ekor biru. Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang
terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima. Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan hormat dan bahagia.
Nama : . . . . .
Kelas : . . . . .
Setelah membaca cerita fantasi Kekuatan
Ekor Biru Nataga, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
Bacalah kalimat berikut!
Seluruh binatang di Tana Modo tampak
gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka.
1.
Di manakah latar tempat cerita itu terjadi?
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari
itu.
Mulai terlihat bayangan
serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut.
2.
Sebutkan latar waktu yang diungkapkan pada kalimat-kalimat tersebut!
Bacalah paragraf berikut dengan cermat!
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai
terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut. Jumlah
pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak
panik. Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susul menyusul
bagai air. Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka
penuh dengan angkara murka dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling
bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah
mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nataga.
3.
Bagaimanakah gambaran latar suasana yang diceritakan pada paragraf
tersebut?
Bacalah paragraf berikut dengan cermat!
Selesai pertempuran Nataga segera menuju
ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima. Levo, Goros, Lamia, Sikka,
dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan hormat dan
bahagia.
4.
Bagaimanakah gambaran latar suasana yang diceritakan pada paragraf
tersebut?
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Nataga membagi tugas kepada seluruh
panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan.
Semua binatang tetap tenang menunggu
aba-aba dari Nataga.
“Serbuuuu …!” teriak Nataga sambung-menyambung
dengan seluruh panglima.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik
Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga segera memberi aba-aba berhenti
melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
5.
Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan rangkaian peristiwa yang dialami
oleh tokoh ….
Bacalah paragraf berikut dengan cermat!
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik
Dewi Kabut di telinga Nataga.
6. Peristiwa aneh apakah yang dialami tokoh Nataga?
Bacalah paragraf berikut dengan cermat!
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang
seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya. Mendadak,
ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api pada ekornya yang
keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para
tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas.
Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si
ekor biru. Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang
terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
7. Keajaiban apakah yang dialami tokoh pada paragraf tersebut?
Perhatikan kalimat berikut!
Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan lemparan bola api. Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh di pihak serigala karena lemparan bola api.
8. Paragraf tersebut menggambarkan bahwa komodo bisa melatih anak buahnya menyerang siluman serigala. Apakah hal tersebut merupakan suatu keajaiban tokoh? Jelaskan!
Amati
ringkasan novel fantasi di bawah ini!
|
Nono, si Anak Rembulan, berangkat sendiri berlibur ke
Wlingi, tempat tinggal Mbah Sastro. Ia selalu suka liburan di sana, karena ia
bisa bersepeda keliling Wlingi dan bermandi-mandi di Sungai Lekso yang
menyegarkan. Tak jarang juga Nono membantu Mbah Mas yang punya warung makan
di Stasiun Wlingi. Suatu hari, Nono ditugaskan untuk membeli tahu goreng ke
Njari, ke tempat Mbah Pur, kakek buyutnya. Nono pun berangkat dengan sepeda.
Nono mengambil jalan pintas menuju Njari. Di tengah perjalanan, ia berhenti
sejenak untuk melihat sebatang pohon kenari besar di tepi Kali Njari yang
pernah diceritakan oleh Mbah Pur. Menurutnya, dahulu ada seorang anak bernama
Trimo yang menghilang di dalam pohon kenari itu. Trimo menghilang ketika ia
sedang berlindung dari serangan Belanda. Ia lenyap begitu saja, seolah-olah
pohon besar itu telah menelannya. Nono beristirahat dan merendam kakinya di
Kali Njari yang dangkal. Sepedanya diparkirkan di pohon kenari tadi. Namun,
ketika ia kembali, sepeda itu tidak ada. Ia pun dikejutkan dengan kedatangan
seorang anak bernama Trimo yang memperingatkannya untuk bersembunyi. Akan
tetapi, Kapitan d’Jaree dengan mudahnya dapat menemukan tempat persembunyian
mereka. Sadarlah Nono bahwa ia sedang berada di zaman Belanda. Pohon kenari
besar tadi menghilang, digantikan oleh tenda-tenda, gerobak, kuda, serta
orang-orang dan pasukan Belanda yang tiba-tiba berdiri mengelilinginya. Nono
nyaris dihukum gantung gara-gara kaus Manchester United yang dikenakannya
saat itu. Setelah itu, dia terperangkap di Warung Mbok Rimbi yang merupakan
jelmaan iblis, berkawan dengan kelompok Semut Hitam yang ternyata adalah
segerombolan pencuri. Nono juga bertemu legenda Gunung Kelud, Mahesasuro dan
Lembusuro, berjumpa dengan Saarce si putri Belanda yang dapat mengubah
dirinya menjadi burung kenari, dan berhadapan dengan Sri Ratu yang dijuluki
‘Setan Merah’ karena kekejamannya. Tiba-tiba Nono diminta untuk memimpin
perang yang disebabkan oleh konspirasi orang-orang dalam kerajaan. |
Setelah mengamati ringkasan novel Anak Rembulan (Negeri
Misteri di Balik Pohon Kenari), jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
9. Tuliskan kalimat yang menunjukkan rangkaian peristiwa yang dialami tokoh Nono?
10. Tulislah kalimat yang menunjukkan keajaiban yang dialami tokoh pada ringkasan novel tersebut!
11. Tulislah kalimat yang menunjukkan peristiwa ajaib yang dialami tokoh pada ringkasan novel tersebut!
12. Tulislah kalimat yang menunjukkan latar tempat pada cerita fantasi tersebut!
13. Tulislah kalimat yang menunjukkan latar waktut pada cerita fantasi tersebut!
14. Tulislah kalimat yang menunjukkan latar suasana pada cerita fantasi tersebut!
15. Berdasakan jawaban kamu dari teks tentang ciri tokoh,
latar, alur, dan tema, simpulkan apa yang disebut cerita fantasi itu?